TIMES SIDOARJO, SIDOARJO – Siapa sangka, kawasan yang dulu dikenal angker di Dusun Luwung, Desa Ganggangpanjang, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, kini menjelma menjadi destinasi wisata keluarga yang ramai dikunjungi. Punden Mbah Retjo, yang dulu lekat dengan cerita mistis, kini berubah wajah menjadi ruang terbuka hijau yang murah meriah, asri, sekaligus ramah anak.
Perjalanan menuju lokasi ini cukup unik. Pengunjung harus melewati jalan aspal selebar empat meter yang membelah kebun tebu dan lahan pertanian padi.
Begitu tiba, suasana sejuk langsung terasa. Pepohonan tinggi seperti asem dan jambu menaungi area, semilir angin menambah nyaman, jauh dari kesan angker yang dulu melekat.
Dari Lomba Kebersihan SIDO Resik Menjadi Destinasi Wisata
Transformasi kawasan ini bermula pada 2022 lewat program Sidoresik, lomba kebersihan yang digagas Pemkab Sidoarjo. Sekretaris Desa Ganggangpanjang, Anang Wahyu Ardianto, bercerita bahwa Punden Mbah Retjo sebelumnya hanyalah lahan terbengkalai dengan kisah magis yang diwariskan turun-temurun.
“Pak camat waktu itu minta ada lokasi dekat sungai untuk ikut lomba. Setelah survei, kami pilih Punden Mbah Retjo karena punya lanskap bagus,” kata Anang.
Menurut penuturan warga, dulunya terdapat sebuah arca di tengah punden yang diyakini memiliki kekuatan spiritual. Arca itu hilang misterius pada 1960-an. Meski begitu, lokasi ini tetap dipakai untuk tradisi adat seperti kenduren dan ruwah desa.
Revitalisasi dilakukan bertahap. Warga bersama perangkat desa bergotong royong membersihkan semak, memperbaiki jalan setapak, hingga menata aliran sungai yang dulu penuh eceng gondok dan sampah. Setahun kemudian, wajah kawasan ini berubah total.
Kini, Punden Mbah Retjo dilengkapi sejumlah fasilitas. Ada pendapa sebagai pusat kegiatan warga, jalur pedestrian untuk berkeliling, hingga wahana kereta-keretaan yang melintasi tepi sungai dan sawah.
“Wahana ini cukup diminati. Hari biasa pengunjung bisa 100–150 orang, sementara akhir pekan bisa tembus 700 orang,” ujar Anang, yang akrab disapa Mas Carik.
Kehadiran puluhan pelaku UMKM juga memperkaya suasana. Sekitar 18 lapak kuliner berjejer, menawarkan lontong kupang, rujak cingur, hingga es dawet.
"Pada akhir pekan, banyak keluarga datang membawa tikar, duduk di bawah pohon rindang, sambil menikmati jajanan lokal. Alhamdulillah Punden Mbah Retjo menjadi kawasan yang tumbuh alami sebagai ruang interaksi sosial warga.
Menuju Wisata Mandiri Desa
Meski makin populer, pengelolaan Punden Mbah Retjo masih ditangani swadaya oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Namun dalam waktu dekat, pengelolaan akan dialihkan ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) agar lebih terstruktur.
Sejumlah pengembangan juga tengah dilakukan. Tahun ini, kawasan mendapat bantuan panel surya dari Pertamina sebagai sumber listrik siang hari. Ke depan, pemerintah desa berencana menambah area bermain anak, gazebo, serta memperluas fasilitas UMKM.
“Harapannya, Punden Mbah Retjo tidak hanya jadi tempat piknik alternatif, tapi juga ikon wisata unggulan di Sidoarjo selatan. Kami ingin menjaga nilai budaya sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi warga,” pungkas Anang. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Punden Mbah Retjo, Wisata Murah dan Asri di Tengah Perkebunan di Sidoarjo
Pewarta | : Rudi Mulya |
Editor | : Deasy Mayasari |