TIMES SIDOARJO, SIDOARJO – Keluarga santri korban reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo sangat kecewa dengan cara kerja tim SAR Gabungan yang dinilai lambat dalam melakukan evakuasi.
Puluhan keluarga ingin Basarnas menambah alat berat untuk mempercepat pemindahan material beton. Karena yang terlihat dalam monitor, hanya ada satu escavator yang bekerja.
"Kasian adek saya pak. Saya ingin bantu langsung. Ini sudah lima hari pak. Alat hanya satu, kapan selesainya," ucap salah satu keluarga korban di posko gabungan, Jumat (3/10/2025).
Setelah melupakan emosi dan kekecewaannya, puluhan keluarga korban bergerak menuju titik bangunan yang ambruk melalui pintu timur.
Namun aksi mereka dicegat oleh petugas keamanan. Tapi mereka tetap ngotot minta masuk untuk membersihkan bangunan beton yang ambruk. "Saya bantu. Saya siap mengambil resiko. Kalau kayak gini, kapan selesainya pak," ujarnya.
Dari keluarga korban sebenarnya sudah iklhas dan menerima kalau putra-putra mereka meninggal dalam tragedi Al Khoziny ini. Hanya saja mereka ingin jasad korban segera dievakuasi untuk dikuburkan dengan layak.
"Kami ingin jasad adik saya segera di evakuasi. Kasian pak. Bisa hancur jasad adik saya. Tolong lah pak," ungkap didepan para petugas keamanan.
Setelah berdebat cukup panjang, akhirnya sebagian diantara mereka diperbolehkan melihat langsung pemindahan material beton yang ambruk dan tim SAR gabungan melakukan evakuasi.
Mereka di dalam area evakuasi sekitar 10 menit, kemudian kembali ke Posko SAR gabungan sambil menegaskan meminta Basarnas mempercepat proses evakuasi korban. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Keluarga Santri Ponpes Al Khoziny Keluhkan Evakuasi Lambat
Pewarta | : Syaiful Bahri |
Editor | : Deasy Mayasari |