TIMES SIDOARJO, SIDOARJO – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengakui adanya perbedaan data dengan Basarnas terkait jumlah korban yang berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.
Plt Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapusdalops) BNPB, Kolonel Inf Hery Setiono, menjelaskan bahwa berdasarkan pendataan BNPB hingga hari ketujuh pascakejadian, Minggu (5/10/2025), tercatat 18 jenazah dan 3 bagian tubuh (body part) yang berhasil dievakuasi dari lokasi bencana.
“Kami memang menyampaikan data yang mungkin berbeda dengan laporan Basarnas. Perhitungan kami didasarkan pada identifikasi satu jenazah utuh yang sudah bisa dikenali sebagai satu orang dengan satu nama,” ujar Hery dalam keterangan pers di Posko Tanggap Darurat BNPB, Minggu malam.
Hery menambahkan, perbedaan data tersebut terjadi karena BNPB berhati-hati dalam menghitung body part atau potongan tubuh yang belum bisa dipastikan berasal dari korban yang sama atau berbeda.
“Jika proses identifikasi nanti menunjukkan bahwa beberapa bagian tubuh berasal dari satu orang, maka jumlah total korban bisa berubah. Itu sebabnya kami tidak langsung memasukkannya sebagai individu terpisah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Hery menyebutkan bahwa dari total 167 korban yang terdata, hingga Minggu malam baru 40 jenazah berhasil dievakuasi, dan masih ada sekitar 20 orang yang belum ditemukan. Dari 40 jenazah tersebut, 8 di antaranya sudah teridentifikasi, sementara 32 lainnya masih menunggu proses identifikasi oleh tim DVI Polri.
Menurut Hery, proses identifikasi tidak bisa dilakukan secara cepat karena memerlukan kecermatan dan tahapan ilmiah yang ketat.
“Tim DVI menyampaikan bahwa proses identifikasi paling cepat memakan waktu tiga hari. Kita semua harus bersabar, karena meski lambat, hasilnya akan lebih akurat dan pasti,” ucapnya. (*)
Pewarta | : Rudi Mulya |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |