TIMES SIDOARJO, SIDOARJO – Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Jawa Timur menyampaikan duka cita mendalam atas musibah robohnya bangunan lantai tiga Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang menyebabkan 3 santri meninggal dan ratusan santri terluka.

Di tengah suasana duka, HMI Jatim menyesalkan pernyataan Bupati Sidoarjo, H Subandi, yang menyinggung soal izin mendirikan bangunan (IMB) dalam kasus tersebut.

Ketua Umum BADKO HMI Jatim, M. Yusfan Firdaus, menilai komentar itu kurang tepat disampaikan saat keluarga besar pesantren tengah berduka.

“Bangunan roboh tidak ada kaitannya langsung dengan IMB. Sebagai kepala daerah, Bupati seharusnya hadir memberikan dukungan moral, bukan justru menyalahkan pihak pondok,” ujarnya, Selasa (30/9/2025).

Menurut Yusfan, fokus pemerintah daerah seharusnya tertuju pada penanganan korban dan pemulihan aktivitas pesantren, bukan mencari kambing hitam. Ia juga menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terkait standar keamanan bangunan, terutama di lingkungan pendidikan.

“Tragedi ini harus jadi pelajaran bersama. Pemerintah perlu memastikan bangunan pendidikan aman, layak, dan sesuai standar, agar kejadian serupa tidak terulang,” jelasnya.

Lebih jauh, Yusfan mengingatkan bahwa pemimpin seharusnya hadir mengayomi masyarakat, termasuk pesantren yang selama ini menjadi bagian penting dalam pembangunan bangsa.

“Sebelum menjabat, seorang pemimpin biasanya mencari dukungan masyarakat, termasuk dari kalangan pesantren. Karena itu, sikap yang ditunjukkan sekarang justru kontraproduktif dengan nilai kepemimpinan yang seharusnya melindungi,” tegasnya. (*)