TIMES SIDOARJO, SIDOARJO – Tim SAR gabungan kembali menemukan satu korban meninggal dunia dari reruntuhan bangunan musala Ponpes Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Jenazah ke-11 itu berhasil dievakuasi pada Sabtu (4/10/2025) siang, setelah proses pencarian yang berlangsung sejak pagi.
Evakuasi dilakukan dengan hati-hati, mengingat kondisi bangunan yang masih tidak stabil dan berisiko bagi petugas. Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan relawan terus bekerja di bawah pengawasan ketat untuk memastikan keselamatan selama proses pencarian.
Kabid Dokkes Polda Jawa Timur, Kombes Pol M. Khusnan Marzuki, menjelaskan bahwa kemungkinan penambahan jumlah korban masih terbuka. Berdasarkan data ante mortem yang diterima dari keluarga, hingga kini masih ada 57 santri yang dinyatakan hilang.
“Tim DVI masih terus menerima laporan dan sampel DNA dari keluarga. Data ini akan menjadi acuan dalam proses identifikasi korban,” kata Khusnan.
Sementara sebelumnya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, mengatakan jika proses identifikasi berjalan cukup lambat karena sebagian besar korban adalah anak-anak yang belum memiliki dokumen kependudukan seperti KTP atau rekam sidik jari.
"Oleh karena itu, identifikasi dilakukan melalui uji DNA yang membutuhkan waktu lebih lama," paparnya.
Sementara itu, di posko utama TIM SAR gabungan di Pondok Putri Ponpes Al Khoziny, masih bertahan keluarga atau wali santri untuk terus memantau prosesi evakuasi yang ditampilkan di layar Televisi.
Tim SAR gabungan memastikan pencarian akan terus dilakukan hingga seluruh korban berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan pondok pesantren yang dikenal sebagai salah satu pondok tua bersejarah di Sidoarjo itu. (*)
Pewarta | : Rudi Mulya |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |