TIMES SIDOARJO, SIDOARJO – Deretan mobil ambulans tampak rapi terpakir di tepi jalan dengan nomor urut tertempel di setiap kaca depan. Sebagai menandakan kesiapan mereka mengantar korban berikutnya dari reruntuhan mushala Ponpes Al Khoziny yang ambruk.
Sejak masa golden time pencarian korban hingga hari ketujuh operasi, para petugas ambulans tetap siaga 24 jam penuh. Mereka tidak hanya datang dari instansi pemerintah, tetapi juga dari rumah sakit swasta, organisasi masyarakat, partai politik, hingga ormas keagamaan, organisasi sosial, relawan, komunitas, dan lainya.
Semua bersatu tanpa sekat, menunggu giliran dipanggil untuk menjalankan tugas kemanusiaan, mengantar jenazah.
“Tadi ambulans nomor 39 sudah jalan mengantar jenazah ke RS Bhayangkara,” kata salah satu sopir ambulans, Minggu (5/10/2025).
Suara radio komunikasi terdengar sesekali, memberi tanda bagi ambulans yang diminta maju ke titik evakuasi. Begitu kabar dari posko datang, para sopir segera bersiap. Mereka tahu, waktu bukan sekadar hitungan jam. Di balik setiap panggilan, ada keluarga yang menunggu kabar pasti tentang orang yang mereka cintai di Posko utama Tim SAR maupun di RS Bayangkara Polda Jatim Surabaya.
Sejak hari pertama pascakejadian, barisan ambulans itu tetap tidak berpindah. Setiap kendaraan menjadi saksi bisu betapa panjang dan melelahkannya proses pencarian korban.
Beberapa petugas tampak beristirahat sejenak di dalam mobil, sementara yang lain berbincang pelan sambil menyeruput kopi dari gelas plastik.
“Selama masih ada korban yang belum ditemukan, kami tetap di sini,” sambungnya.
Di tengah hiruk pikuk alat berat yang terus bekerja membongkar puing, petugas SAR gabungan terus mencari posisi korban di dalam reruntuhan. Petugas ambulans menjadi bagian penting dari rantai kemanusiaan dalam proses evakuasi korban tersebut. Mereka tak hanya menjemput jenazah, tetapi juga menjaga rasa empati dan ketenangan di tengah duka keluarga atau wali santri Ponpes Al Khoziny. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Deretan Ambulans yang Tak Pernah Tidur di Sekitar Ponpes Al Khoziny
Pewarta | : Rudi Mulya |
Editor | : Deasy Mayasari |