TIMES SIDOARJO, SIDOARJO – Di tengah duka mendalam akibat runtuhnya bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, muncul kisah yang membuat banyak orang tertegun. Kisah itu datang dari seorang santri bernama Syehlendra Haical (13) yang berhasil selamat setelah lebih dari dua hari tertimbun reruntuhan.
Ibunda Haical, Dwi Ajeng, menceritakan pengalaman luar biasa putranya selama terjebak di bawah bangunan. Sang anak sempat merasakan kehausan luar biasa. Namun, dalam kondisi kritis itu, ia justru mengalami peristiwa yang tak masuk akal.
“Katanya anak saya haus sekali, terus ada anak kecil ngasih minum. Setelah itu dia tidur, dipanggil-panggil nggak ada (anak kecilnya). Itu yang bikin saya merinding,” tutur Dwi Ajeng dengan mata berkaca-kaca, Kamis (2/10/2025).
Haical juga menuturkan bagaimana ia merasakan detik-detik saat musala runtuh. Suara gemuruh besar terdengar, tubuhnya langsung terjatuh, lalu tertimbun reruntuhan. Meski tubuh terhimpit dan napas terasa sesak, Haical mengaku bisa tertidur pulas.
“Katanya posisi tidur kakak itu enak, nyaman, kayak tidur biasa. Padahal kondisinya terjepit reruntuhan. Itu yang membuat saya yakin ada pertolongan Allah,” lanjut sang ibu penuh syukur.
Keluarga Haical mengaku tak henti-hentinya mengucap syukur atas keselamatan putra mereka. Doa dan selawat yang tak putus dipanjatkan, diyakini menjadi wasilah kekuatan yang membuat Haical bertahan hidup.
“Barusan sekitar jam 3 dia ditemukan, bisa keluar. Alhamdulillah, Masya Allah pokoknya,” ungkap Dwi Ajeng dengan suara bergetar.
Kisah keselamatan Haical menjadi secercah harapan di tengah musibah besar ini. Banyak pihak melihat peristiwa tersebut bukan sekadar kebetulan, melainkan sebuah pertolongan Tuhan yang sulit dijelaskan dengan logika. (*)
Pewarta | : Rudi Mulya |
Editor | : Faizal R Arief |