https://sidoarjo.times.co.id/
Berita

Ajak Warga Pacitan Belajar Film, Garin Nugroho: Film Itu Medium Sosial dan Budaya

Senin, 09 Juni 2025 - 10:13
Ajak Warga Pacitan Belajar Film, Garin Nugroho: Film Itu Medium Sosial dan Budaya Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji saat membuka belajar film di pendopo kabupaten. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES SIDOARJO, PACITAN – Pendopo Kabupaten Pacitan mendadak jadi ruang belajar film, Minggu (8/6/2025) malam. Ratusan orang dari berbagai latar belakang - pelajar, mahasiswa, jurnalis, pegiat komunitas seni, hingga para pencinta film, datang untuk satu tujuan - bertemu dan belajar langsung dari maestro film Indonesia, Garin Nugroho.

Acara bertajuk Pacitan Belajar Film itu digelar sebagai upaya membangun ekosistem film lokal yang lebih hidup. Tak hanya diskusi, peserta juga diajak menyaksikan film karya Garin yang tengah go internasional.
Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji membuka langsung acara tersebut. Ia berharap momentum ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat, khususnya generasi muda yang ingin menekuni dunia perfilman.

belajar-film-di-pendopo-kabupaten-2.jpg

“Kita akan belajar dunia film kepada Mas Garin Nugroho. Kepada teman-teman, gunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk menambah pengetahuan di dunia film, dan selamat menikmati,” kata Bupati Aji, sapaan akrabnya - dalam kata sambutan.

Film Bukan Sekadar Hiburan

Garin Nugroho dikenal sebagai sutradara yang konsisten menyuarakan isu sosial dan budaya lewat sinema. Dalam kesempatan itu, Garin banyak bercerita soal pengalamannya menyutradarai puluhan film, proses kreatif di balik layar, serta peran penting film sebagai medium komunikasi.

"Film bukan sekadar hiburan. Ia bisa menjadi ruang untuk menyampaikan pesan, menggugah empati, dan membuka dialog sosial. Di negara seperti Indonesia, film punya kekuatan untuk menyatukan dan menyuarakan hal-hal yang sering tak terdengar," tegas Garin di hadapan peserta.

Sutradara 'Opera Jawa' itu juga menyinggung pentingnya kolaborasi antara komunitas lokal dan sineas nasional. Ia menilai, potensi daerah seperti Pacitan sangat besar jika digarap serius.
Nonton Bareng Film Internasional

Salah satu sesi paling ditunggu adalah pemutaran film 'Nyanyi Sunyi Dalam Rantang' (Whispers in The Dabbas). Film ini masuk dalam seleksi resmi International Film Festival Rotterdam 2025. Karya tersebut menyoroti problem penegakan hukum di Indonesia, dengan pendekatan sinematik yang puitis dan menyentuh.

Seusai pemutaran, sesi diskusi langsung digelar. Antusiasme peserta tinggi. Mereka mengajukan berbagai pertanyaan, mulai dari soal riset naskah, proses penyutradaraan, hingga cara menyampaikan pesan sosial melalui film.

Tumbuhkan Ekosistem Film Lokal

Tak hanya jadi ajang nonton dan diskusi, kegiatan ini juga dianggap sebagai awal dari tumbuhnya ruang-ruang edukasi film di Pacitan. Banyak peserta mengaku terinspirasi.

“Kami sangat terbantu dengan acara seperti ini. Selama ini belajar film hanya dari internet. Sekarang bisa langsung dari Mas Garin. Sangat membuka wawasan,” ujar salah satu pecinta film lokal, Aldi.

Kegiatan ini diharapkan bisa berlanjut dan melahirkan bibit-bibit sineas muda dari Pacitan. Dengan semangat kolaboratif dan pendampingan berkelanjutan, bukan tak mungkin Pacitan bisa menjadi salah satu pusat geliat perfilman alternatif di Jawa Timur. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Sidoarjo just now

Welcome to TIMES Sidoarjo

TIMES Sidoarjo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.