TIMES SIDOARJO, JAKARTA – Animator asal Pakistan Junaid Miran siap menggugat pembuat film animasi Merah Putih: One for All. Pasalnya, pembuat film animasi itu diduga menggunakan karya Junaid tanpa izin. 

Sedikitnya ada enam karakter yang dibuat Junaid dan dipakai dalam film Merah Putih: One for All. 

"Tidak ada siapapun dari tim produksi yang menghubungi saya atau memberikan kredit apapun dengan karakter saya digunakan menjadi karakter utama dalam film. Mereka menggunakan total enam karakter," kata Junaid dikutip dari youtube resminya. 

Ia pun akan menggugat pembuat film animasi Merah Putih One for All karena desakan sekaligus dukungan berbagai pihak. 

"Begitu banyak di antara kalian menulis padaku dengan semangat, dengan marah, dengan cinta, semuanya mendesakku untuk melakukan satu hal, menuntut orang-orang yang telah menggunakan karakter-karakterku tanpa izin," kata Junaid dikutip Kompas.com.

Junaid juga akan menyewa pengacara untuk memperjuangkan haknya sebagai kreator. Untuk itu ia meminta pada netizen mendukungnyadengan membeli karya Junaid sebagai modal untuk bertarung di pengadilan. 

Sementara itu dikutip dari Detik, eksekutif produser dan sutradara film Merah Putih One For All, Endiarto buka suara soal komentar miring terkait film besutannya yang mirip dengan aset dari Reallusion Content Store. Dia mengatakan memang ada kemiripan, namun itu sah saja.

"Kalau ada kemiripan itu sah saja. Cuma pada awalnya bidang IT, animator kami membikin bukan bermaksud begitu. Tapi, dia mengeluarkan segala effortnya," kata Endiarto. 

Sejak awal film animasi Merah Putih: One for All sudah menuai kontroversi. Tak hanya soal kualitas gambar animasi, tapi juga alur cerita bahkan budgeting yang terlalu mahal. 

Di tengah kontroversinya film garapan Perfiki Kreasindo itu tetap tayang di bioskop. Hasilnya? zonk, alias nggak laku. Bahkan netizen menyebut Merah Putih: One for All menjadi film terburuk sepanjang sejarah. (*)