TIMES SIDOARJO, JAKARTA – Di balik kesuksesan TikTok yang mendunia, ada seorang pria pendiam asal China yang jarang muncul di publik. Dialah Zhang Yiming, pendiri ByteDance sekaligus orang terkaya di China dengan kekayaan mencapai Rp 912 triliun.
Kisah hidupnya membuktikan bahwa untuk menjadi sukses, seseorang tidak perlu menjadi yang paling vokal atau paling menonjol.
Dikutip dari YahooFinance, Zhang kecil tumbuh di Provinsi Fujian dalam keluarga sederhana. Nama "Yiming" yang diberikan orang tuanya berasal dari peribahasa China tentang "membuat kejutan pada percobaan pertama"—sebuah ramalan yang ternyata benar-benar terwujud.
Semasa kuliah di Universitas Nankai, ia sempat mengambil jurusan mikroelektronika sebelum akhirnya beralih ke teknik perangkat lunak. Di kampus inilah ia bertemu dengan wanita yang kelak menjadi istrinya.
Karir profesionalnya dimulai di Kuxun, sebuah startup pemesanan tiket online. Awalnya hanya sebagai engineer biasa, dalam dua tahun ia sudah memimpin tim beranggotakan 50 orang. Pengalaman inilah yang membentuk prinsip kerjanya: "Kesempurnaan bukan hanya tentang teknologi, tapi juga memahami pasar." Setelah singgah sebentar di Microsoft, pada 2012 ia memberanikan diri mendirikan ByteDance.
Perusahaan ini awalnya meluncurkan Toutiao, sebuah agregator berita berbasis AI yang berbeda dari mesin pencari konvensional.
"Kami tidak menunggu orang mencari—kami yang aktif merekomendasikan konten," ujarnya suatu ketika. Namun terobosan sesungguhnya datang pada 2016 dengan peluncuran TikTok (yang di China bernama Douyin).
Yang unik, Zhang menerapkan kebijakan tak biasa di perusahaannya. Ia mewajibkan seluruh manajernya membuat konten TikTok. "Jika video mereka dapat kurang dari 100 likes, mereka harus push-up!" katanya setengah bercanda. Kebijakan ini mencerminkan filosofinya: untuk benar-benar memahami produk, seseorang harus terjun langsung menggunakannya.
Kesuksesan TikTok yang meroket—kini memiliki 170 juta pengguna di AS—ternyata membawa konsekuensi. Pemerintah AS mulai khawatir dengan pengaruh China di platform tersebut. Pada April 2024, mereka mengeluarkan ultimatum: ByteDance harus melepas TikTok atau aplikasi itu akan dilarang beredar. Beberapa nama besar seperti pendiri Reddit dan investor Shark Tank pun mulai melirik untuk mengakuisisinya.
Di balik kesuksesannya, Zhang tetap rendah hati. Pada 2021, ia memutuskan mundur dari posisi CEO dengan alasan yang jujur.
"Saya lebih nyaman bekerja di belakang layar." Keputusan ini justru semakin mengukuhkan reputasinya sebagai pemimpin yang memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
Dari nilai perusahaan Rp 63 triliun di awal kariernya, kini kekayaannya mencapai Rp 912 triliun. Tapi mungkin yang paling berharga dari semuanya adalah pelajaran yang bisa kita petik dari kisahnya: bahwa inovasi sejati datang dari pemahaman mendalam tentang kebutuhan pengguna, bukan sekadar meniru apa yang sudah ada. Seperti yang sering dikatakannya, "Kami harus bekerja lebih keras, lebih perfeksionis"—sebuah prinsip yang telah membawanya menjadi salah satu penggerak utama revolusi digital dunia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kisah Zhang Yiming, Pendiri TikTok yang Menjadi Orang Terkaya di China
Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |