TIMES SIDOARJO, SIDOARJO – Dalam rangka mengevaluasi dan mengawal program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo, Subandi-Mimik Idayana, Nasdem Muda Sidoarjo menggelar talk show bertajuk “Sinergi Pemuda dan Pemerintah, Wujudkan Sidoarjo Maju”.
Acara yang digelar Minggu (1/6/2025) ini menjadi ruang diskusi terbuka antara pemuda, politisi, dan pelaku usaha muda untuk membahas tantangan dan arah pembangunan Kabupaten Sidoarjo.
Acara yang digelar di kawasan Kavling DPR Sidoarjo ini menghadirkan tiga pembicara, Ketua DPD Partai Nasdem Sidoarjo Muh Zakaria Dimas Pratama, Ketua Youth Connect Sidoarjo, Haedar Wahyu, dan pengusaha muda sekaligus pelaku ekonomi kreatif, Made Lintang.
Diskusi membedah 14 program prioritas Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo selama 100 hari kerja. Mulai dari sektor infrastruktur, pendidikan, pengangguran, pelayanan publik, hingga partisipasi pemuda dalam politik dan pemerintahan menjadi bahan refleksi utama.
Ketua DPD Nasdem Sidoarjo, yang juga Anggota DPRD Sidoarjo, Muh Zakaria Dimas Pratama menyoroti menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan generasi muda Kota Delta.
“Program 100 hari kerja ini bukan hanya milik pemerintah. Kita Anak muda Sidoarjo juga harus jadi bagian dari solusi pembangunan segala bidang yang tertuang dalam 14 program prioritas Bupati dan Wakil Bupati. Anak muda jangan hanya sekadar jadi pengamat atau hanya koar-koar terkait kebijakan di media sosial saja," kata Dimas.
Dimas juga menyoroti tingginya angka pengangguran di Kabupaten Sidoarjo mencapai lebih dari 76 ribu orang, menjadikan Sidoarjo salah satu yang tertinggi di Jawa Timur terkait angka pengangguranya.
“Ini kondisi darurat. Kita butuh strategi dan kolaborasi konkret dari Pemerintah Daerah dengan melibatkan sektor swasta dan komunitas pemuda untuk solusi dalam membuka lapangan kerja baru di Sidoarjo," ucapnya.
Disektor Infrastruktur, Dimas menyebut masih banyak tantangan. "Kita harus jujur mengakui, masih banyak titik-titik jalan rusak, saluran air tersumbat, hingga proyek-proyek fisik yang belum ditangani secara maksimal. Infrastruktur adalah wajah pelayanan publik. Jika ini belum beres, kepercayaan masyarakat bisa turun. Untuk itu, saya mendorong adanya mekanisme pelibatan pemuda dan masyarakat dalam pengawasan pembangunan di Sidoarjo," ujar Dimas.
Dari sisi wirausaha, Dimas menekankan pentingnya inovasi dan peran aktif pemuda dalam pembangunan ekonomi.
“Jangan hanya menunggu peluang dari pemerintah. Pemuda harus kreatif dan terlibat aktif membangun daerah, baik melalui startup, UMKM, maupun sektor ekonomi digital,” pesannya.
Sementara, Ketua Youth Connect Sidoarjo, Haedar Wahyu, menekankan pentingnya reformasi birokrasi terkait pelayanan publik dan sistem aduan masyarakat. Ia menyebutkan bahwa saat ini, banyak aduan warga yang tidak ditindaklanjuti secara jelas dan transparan.
“Kita (Pemkab Sidoarjo) punya kanal aduan, tapi tidak semua ditindaklanjuti. Banyak masyarakat yang kehilangan harapan. Padahal pusat aduan seharusnya menjadi garda depan pemerintah dalam mendengar dan menyelesaikan persoalan warga. Akhirnya apa, lebih cepat laporan ke media sosial, bikin video, foto yang diviralkan di jagad media sosial agar aduan bisa segera ditanggapi,” katanya.
"Bahwa pemerintah daerah perlu membangun sistem digital yang terintegrasi dan responsif, serta membuka partisipasi anak muda sebagai relawan penghubung antara masyarakat dan pemerintah," sambung Haedar.
Sementara, terkait masalah ekonomi, Made Lintang sepekat dengan Zakaria Dimas terkait masalah angka pengangguran yang masih tinggi di Kabupaten Sidoarjo.
"Kondisi pengangguran di Sidoarjo adalah alarm krisis yang perlu direspons dengan pendekatan lintas sektor. Kita tidak bisa hanya andalkan program pelatihan dari pemerintah. Harus ada sinergi konkret dengan dunia usaha, pendidikan vokasi, dan platform digital untuk membuka akses kerja dan wirausaha,” jelasnya.
Lintang juga menekankan pentingnya peran pemuda sebagai pencipta lapangan kerja, bukan sekadar pencari kerja.
“Kita harus dorong anak muda menjadi motor ekonomi, bukan korban dari situasi,” tegas pengusaha dibidang ekonomi kreatif ini.
Di akhir diskusi, Ketua Nasdem Muda Sidoarjo, Tri Dedik Rahmawan mengajak anggotanya serta anak muda Sidoarjo untuk melek politik dan memahami birokrasi Pemerintahan.
"Partisipasi anak muda dalam pembangunan daerah tidak cukup hanya melalui kegiatan sosial atau komunitas, tetapi harus dilandasi dengan pemahaman yang kuat tentang politik, anggaran, dan pemerintahan," ucapnya. “Kalau anak muda tidak paham bagaimana APBD disusun, bagaimana musrenbang dijalankan, bagaimana peran legislatif mengawasi eksekutif, maka kita (anak muda red) akan terus jadi penonton dalam pembangunan,” tegas Dedik.
Dedik menambahkan bahwa pemuda harus menggeser cara pandangnya terhadap politik. “Melek politik bukan berarti ikut kampanye semata. Tapi paham bagaimana suara rakyat dikonversi menjadi kebijakan, bagaimana program pemerintah dikawal, dan bagaimana anggaran dijaga agar tepat sasaran,” harapnya. (*)
Pewarta | : Rudi Mulya |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |