https://sidoarjo.times.co.id/
Berita

Survey Duet Subandi-Mimik Idayana Tertinggi di Pilkada Sidoarjo, Ini Alasan ARCI

Selasa, 30 April 2024 - 15:40
Survey Duet Subandi-Mimik Idayana Tertinggi di Pilkada Sidoarjo, Ini Alasan ARCI Direktur ARCI, Baihaki Siradj saat menjelaskan hasil survey untuk pilkada Sidoarjo (Foto: Rudi Mulya/Times Indonesia)

TIMES SIDOARJO, SIDOARJO – Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) merilis hasil survey nama-nama yang berpotensi maju di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo (Pilkada Sidoarjo).

Survey yang dilakukan periode tanggal 17 hingga 23 April 2024 merekam popularitas dan elektabilitas Wakil Bupati Sidoarjo H Subandi SH M.Kn sebagai calon Bupati Sidoarjo di urutan pertama sebagai Calon Bupati Sidoarjo.

Untuk calon Wakil Bupati, nama politisi Perempuan Partai Gerindra, Hj Mimik Idayana tertinggi sebagai calon Wakil Bupati Sidoarjo. Keduanya bakal menjadi pasangan terkuat dalam Pilkada Sidoarjo 2024.

Direktur ARCI, Baihaki Siradj menjelaskan survei itu dilakukan pada 17 hingga 23 April 2024 lalu, pasca penetapan tersangka Bupati Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

”Subandi dan Mimik selalu menempati tertinggi dalam berbagai simulasi Pasangan Bupati dan Wakil Bupati," kata Baihaki kepada TIMES Indonesia, selasa (30/4/2024).

Rilis-ARCI.jpg

Tangkapan layar hasil survey ARCI Pilkada Sidoarjo yang menempatkan H Subandi dan Mimik Idayana dengan elektabilitas tertinggi sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo

Baihaki melanjutkan jika ada 1.000 responden dari 18 kecamatan se-Sidoarjo yang disurvey ARCI, tingkat popularitas (keterkenalan) dan elektabilitas (keterpilihan) H Subandi selalu tertinggi. Popularitas ketokohan H Subandi mencapai tertinggi (89,7 persen) dibandingkan dengan figur-figur lain.

"Sebut saja Bambang Haryo Sukartono atau BHS (85,8 persen), KH Zainal Abidin (69,1 persen), Mimik Idayana (51,9 persen), Ahmad Amir Aslihin atau Mas Iin (51,2 persen), H Usman (37,1 persen), dan Adam Rusdi (31,8 persen). H Subandi ternyata paling populer. Bisa jadi karena beliau saat ini menjabat sebagai wakil bupati,” paparnya.

Di survey nama-nama calon bupati, nama Subandi pun teratas. H Subandi menempati urutan keterpilihan tertinggi (37,2 persen) di antara figur-figur lain.

"Subandi 37,2 persen, Bambang Haryo 30,7 persen, Ahmad Amir Aslihin atau Mas Iin Putra Abah Ipul Mantan Bupati Sidoarjo 17,2 persen. H Usman (9,3 persen). Adapun 5,5 persen responden mengaku tidak tahu atau tidak menjawab," ungkap Baihaki.

Sementara untuk Calon Wakil Bupati Sidoarjo, Hj Mimik Idayana elektabilitasnya tertinggi. 

"Elektabilitas Mimik Idayana mencapai 30,7 persen, kemudian ada Ketua PCNU Sidoarjo, KH Zainal Abidin dengan 25,5 persen. Disusul H Usman 12,3 persen Adam Rusdi 9,4 persen dan Politisi Muda PDI Perjuangan Samsul Hadi atau Samhad. Mimik dinilai paling layak dipilih sebagai Wakil Bupati Sidoarjo," kata Baihaki.

Elektabilitas Pasangan Subandi-Mimik Kalahkan yang lain

Saat ARCI simulasi memasangkan H Subandi dan Mimik Idayana sebagai Calon Bupati-Wakil Bupati Sidoarjo, Duet kader PKB dan Partai Gerindra itu menduduki posisi paling tinggi.

"Subandi-Mimik elektabilitasnya di angka 38,7 persen, berikutnya adalah pasangan Bambang Haryo dan Adam Rusdi (32,2 persen). Ketiga pasangan Amir Aslihin dan KH Zainal Abidin atau Amir Aslihin dipasangkan Samsul Hadi diangka 23,4 persen dan 22, 9 persen," ungkap Baihaki

Baihaki melanjutkan jika H Subandi-Mimik selalu tertinggi dalam berbagai simulasi. Elektabilitas mereka juga tinggi jika dipasangkan sebagai calon bupati dan calon wakil bupati. Pun saat Mimik Idayana sebagai Calon Wakil Bupati Sidoarjo di pasangkan Bambang Haryo Soekartono atau BHS, Mimik Idayana tetap menduduki posisi tertinggi diangka 35,4 persen.

"Tapi presentase tinggi memang dikuasai Pasangan H Subandi dengan Mimik Idayana," katanya.

Tidak Ada Nama Gus Muhdlor Dalam Survey ARCI

Dalam survey Pilkada Sidoarjo yang dilakukan ARCI, tidak mengikutsertakan nama Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor. Menurut Baihaki ada alasan kuat mengapa nama Ahmad Muhdlor Ali tidak masuk dalam survey yang ia lakukan. 

"Survei ARCI ini dilakukan setelah Bupati Muhdlor ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Itu terjadi pada 16 April 2024 lalu.

Pengaruh Bupati Muhdlor dinilai cenderung anjlok sejak itu. Saat turun untuk menjaring nama-nama yang akan disurvei, ARCI menemukan fakta di tengah responden. Bahwa Bupati Muhdlor saat ini tidak memiliki pengaruh besar lagi. Bahkan, bila istrinya yang maju pun, pengaruhnya tidak besar," tegas Baihaki

Menurut Baihaki, pemilih di Kabupaten Sidoarjo memiliki preferensi tertentu. Mereka ingin pemimpin yang berpengalaman, bijaksana, berintegritas, merakyat, berprestasi, cerdas, dan sebagainya. Berpengalaman itu bisa di lembaga eksekutif, legislatif, dan sebagainya.

”Kasus hukum yang terjadi saat ini merupakan bukti akibat pemimpin tidak berpengalaman. Bagaimana tidak, masyarakat ternyata mencatat bahwa dua Bupati Sidoarjo sudah mengalami hal yang sama. Tersandung masalah hukum. Bupati Muhdlor menjadi bupati yang ketiga. Padahal, baru sekitar 3,5 tahun menjabat. Ada masalah hukum seperti bupati-bupati sebelumnya. Kasus hukum ini pada akhirnya berimbas pada penilaian integritas Bupati dalam hal ini Gus Muhdlor," pungkasnya. (*)

Pewarta : Rudi Mulya
Editor : Irfan Anshori
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Sidoarjo just now

Welcome to TIMES Sidoarjo

TIMES Sidoarjo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.